Indonesia ID
  • Indonesia ID
  • Indonesia EN
  • Indonesia ID
    • Indonesia ID
    • Indonesia EN
Beranda Profil Bintan
Peluang Investasi
  • Kesiapan Proyek
  • Sektor
  • Lokasi
  • Panduan Investasi
  • Kesiapan Proyek
  • Sektor
  • Lokasi
Peta Investasi Industri Pariwisata Perikanan Pertanian Berita
Perikanan Tangkap Kabupaten Bintan
  • Profil
  • Lokasi
  • Masterplan
  • Produk
  • Infrastruktur Dasar
  • Infrastruktur Perikanan
  • Infrastruktur Penunjang
  • Fasilitas Lain
  • Video
  • Tenant

Perikanan Tangkap merupakan usaha penangkapan ikan dan organisme air lainnya di alam liar (laut, sungai, danau, dan badan air lainnya). Kehidupan organisme air di alam liar dan faktor-faktornya (biotik dan abiotik) tidak dikendalikan secara sengaja oleh manusia. Perikanan tangkap sebagian besar dilakukan di laut, terutama di sekitar pantai dan landasan kontinen. Perikanan tangkap juga ada di danau dan sungai. Masalah yang mengemuka di dalam perikanan tangkap adalah penangkapan ikan berlebih dan polusi laut. Sejumlah spesies mengalami penurunan populasi dalam jumlah yang signifikan dan berada dalam ancaman punah. Hal ini mengakibatkan jumlah tangkapan ikan di alam liar dapat mengalami penurunan secara umum.

Daerah penangkapan ikan (fishing ground) merupakan suatu daerah perairan yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan  kegiatan  penangkapan  atau  dapat  dikatakan  juga  sebagai  daerah  yang  diduga  terdapat  kumpulan ikan.  Suatu  perairan  disebut  sebagai  daerah  penangkapan  ikan  yang  baik  apabila  memenuhi  beberapa persyaratan,  antara  lain  di  daerah  tersebut  terdapat  ikan  yang  melimpah  sepanjang  tahun,  alat  tangkap  dapat dioperasikan  dengan  mudah  dan  sempurna,  lokasi  tidak  jauh  dari  pelabuhan  sehingga  mudah  dijangkau  oleh perahu,  dan  keadaan  daerahnya  aman  (tidak  bisa  dilalui  angin  kencang  dan  bukan  daerah  badai  yang membahayakan).

 

Perairan Pulau Bintan termasuk dalam perairan laut dalam Laut Cina Selatan, dalam Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia,  potensi  sumberdaya  ikan  di  wilayah  perairan  dan  Laut  Cina  Selatan  mencapai  378,2  ton,  dengan jumlah  tangkapan  yang  diperbolehkan  adalah  302,5  ribu  ton.  Dari  potensi  tersebut,  potensi  sumberdaya  ikan yang  masuk  dalam  wilayah  perairan  Kabupaten  Bintan  adalah  106.018  ton  dengan  jumlah  tangkapan  yang diperbolehkan  50.287  ton.  Sesuai  dengan  luas  wilayah  laut,  Kecamatan  Tambelan  mempunyai  potensi sumberdaya  ikan  paling  besar.  Sumberdaya  perairan  (laut)  Kabupaten  Bintan  cukup  kaya  dan  mempunyai keanekaragaman  hayati  yang  tinggi  (mega  biodiversity).  Namun,  nelayan  masih  menggunakan  alat  tangkap tradisional seperti bubu dan jala. Tujuan penyusunan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Bintan.

 

Kecamatan  Wilayah  Kabupaten  Bintan  didominasi  oleh  wilayah  laut,  oleh  karena  itu  sebagian  besar masyarakatnya adalah masyarakat pesisir. Dari 10 kecamatan di Kabupaten Bintan hanya satu kecamatan yang tidak  berada  di  wilayah  pesisir,  yaitu  Kecamatan  Toapaya,  sedangkan  sembilan  kecamatan  lainnya  berada  di wilayah pesisir. Sebagai masyarakat pesisir, maka mata pencahariannya pun sebagian besar adalah nelayan atau kegiatan  menangkap  ikan.    Perikanan  tangkap  yang  ada  di  Kabupaten  Bintan  dalam  melakukan  usaha menangkap ikan, sebagian besar masyarakat masih menggunakan alat tangkap tradisional. Hanya sebagian kecil masyarakat yang sudah memanfaatkan sentuhan teknologi modern untuk menangkap ikan. Beberapa contoh alat yang  biasa digunakan oleh  masyarakat untuk  menangkap  ikan adalah  bubu,  bagan,  jaring udang, bubu ketam, jaring insang, jaring pantai, rawai, jala, gill net, jaring nilon, dan jaring tonda.

 

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat kegaiatan tambat labuh perahu kapal perikanan guna mendaratkan hasil tangkapan atau melakukan persiapan untuk melaut lagi (memuat logistik perahu dan awak perahun). Di Kabupaten Bintan terdapat 69 Dermaga yang rata rata berkonstruksi dari Beton, dengan ukuran atau panjang dermaga yang mampu untuk tempat bersandar nya kapal tangkap ikan dengan berbagai ukuran.

Lokasi


Kabupaten Bintan memiliki potensi perikanan yang cukup besar untuk kegiatan perikanan tangkap, kondisi ini ditunjang dengan posisi geografis yang berada di pertemuan antara Laut Cina Selatan dan Laut Pedalaman Indonesia (Laut Jawa dan Selat Malaka), sehingga tercatat 11.000 orang berprofesi sebagai nelayan. Perairan Pulau Bintan termasuk dalam perairan laut dalam Laut Cina Selatan, dalam Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, potensi sumberdaya ikan di wilayah perairan dan Laut Cina Selatan mencapai 378,2 ton, dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah 302,5 ribu ton. Dari potensi tersebut, potensi sumberdaya ikan yang masuk dalam wilayah perairan Kabupaten Bintan adalah 106.018 ton dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan 50.287 ton. Untuk tahun 2021 tercatat 56.688 ton jumlah produksi perikanan ;yang dihasilkan. 




Infrastruktur Dasar

1.     Pelabuhan

Pelabuhan merupakan prasarana utama dalam pengelolaan perikanan tangkap. Peranan Pelabuhan Perikanan sebagai tempat berlabuh kapal perikanan, memberikan banyak kemudahan dan keamanan bagi kapal ikan, baik dalam rangka mendaratkan hasil tangkapan, mengisi perbekalan, perbaikan kapal, mesin dan alat tangkap, maupun untuk istirahat bagi nelayan sebelum berangkat lagi ke laut.

Pelabuhan yang berada di Kelurahan Kawal Kecamatan Gunung Kijang di Bawah PT. Kawal Laut Jaya dapat menampung lebih dari 20 kapal dengan ukuran 1-5GT.

Pelabuhan perikanan tangkap lainnya berada Kelurahan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur memiliki kapasitas lebih besar dengan bersandarnya kapal berukuran ≥ 5GT.

2.     Aksesbilitas Jalan

Pelabuhan-pelabuhan tersebut yang berada tidak jauh dari jalan arteri utama, memudahkan pengangkutan hasil perikanan ke berbagai daerah melalui jalur darat. Sehingga kualitas dari perikanan tangkap masih terjaga kualitasnya sampai ke tempat tujuan.

Infrastruktur Perikanan

1.     Sumber air bersih

Ketersediaan air bersih baik itu untuk pengisian ketersedian bunker air selama kapal-kapal di perairan. Sehingga kapal-kapal tidak perlu berpindah tempat setelah melakukan bongkar muat hasil tangkapan. Air bersih ini juga dimanfaatkan oleh pengelola Pelabuhan untuk menbuat es-es balok yang juga menjadi persedian kapal-kapal ikan tersebut.

 

2.     Listrik

Penggunaan listrik sebagai salah satu sumber penggerak tenaga mesin yang ada dipelabuhan, merupakan prasarana pendukung.

Infrastruktur Penunjang

KKP untuk mewujudkan nelayan mandiri dan sejahtera. Program Kampung Nelayan Maju tidak hanya sebatas penyediaan alat tangkap nelayan, melainkan pembangunan infrastruktur penunjang lainnya, seperti dermaga dan jalan sehingga dibutuhkan sentuhan dari kementerian lainnya. Di Kampung Nelayan Maju juga diusulkan untuk penataan lingkungan nelayan dan bantuan perlengkapan nelayan, seperti alat penangkapan ikan dan armada penangkap ikan.


Dengan potensi sumber daya alam yang tersedia dan jumlah nelayan yang cukup besar, pemerintah daerah terus mendorong peningkatan kapasitas dan daya saing para nelayan melalui pemberdayaan dan pelatihan-pelatihan. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri berharap agar program Kampung Nelayan Maju dapat mempercepat kesejahteraan nelayan dan peningkatan produktivitas perikanan.

Fasilitas Lain

Ruang Pendingin Ikan

Tempat Pelelangan Ikan

Tenant
PT. Kawal Laut Jaya PT. Bintan Intan Gemilang NELAYAN TANGKAP BINTAN PESISIR

PT. Kawal Laut Jaya

Perikanan Indonesia

PT. Bintan Intan Gemilang

Perikanan Indonesia

Nelayan Tangkap Bintan Pesisir

Perikanan Indonesia
Link Terkait
BIP
HUBUNGI KAMI
Jl. Wan Seribeni, Bintan Buyu, Kec. Tlk. Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau 29133
+62811-7703-063
bip.ptsp@gmail.com
IKUTI KAMI
Instagram
Youtube
Facebook
Twitter
STATISTIK KUNJUNGAN
Hari ini 94
Kemarin 400
Bulan Ini 4803
Tahun Ini 81034
TOTAL PENGUNJUNG 177420
TAUTAN TERKAIT

© 2022 - 2025 Bintan Investment Platform. All Rights Reserved