Arah Pengembangan Industri Pulau Poto

a.   Industri Kilang Minyak

Pembangunan dan pengembangan kilang minyak dilakukan dengan menggunakan teknologi yang terbaru, dengan target penyimpanan 3,2 juta kubik minyak mentah dan 1,2 juta ton ethylene, dengan memenuhi ketentuan pengelolaan dan perlindungan lingkungan.

b.   Industri Pembuatan Baja

Produksi dan Pengembangan Industri Baja, dengan output tahunan 1,5-2 juta ton, dan pelat belakang direncanakan 1,5-2 juta ton. Secara keseluruhan, jika ada rencana untuk 3,5 juta ton, maka tahap pertama batang kawat adalah 1,5-2 juta ton, dan tahapkedua adalah 1,5-2 juta ton baja strip.

c.    Industri Ferrosilicon

Direncanakan dikembangkan dalam 3 Tahap. Dengan target produksi pabrik ferrosilicon 12×20.000 ton/tahun, pabrik silikon industri 6.8×20.000 ton/tahun, pabrik polisilikon 50.000 ton/tahun.

Tata guna lahan Kawasan KEK Galang Batang Pulau Poto ditentukan berdasarkan kebutuhan dengan pertimbangan lokasi yang terpisah dengan fasilitas atau kawasan lain.Lokasi pulau poto yang merupakan pulau tersendiri yang terpisah perairan, sehingga semaksimal mungkin kebutuhan penunjang industri dapat tersedia di lokasi tersebut, mulai dari kebutuhan akan permukiman, utilitas kawasan, perdagangan. fasos fasum serta fasilitas penunjang lainnya.Pada kawasan pengembangan industri, ruang terbagi menjadi 2 bagian utama sesuai dengan kebutuhan yaitu aneka Industri dan refinery.

Sistem jaringan jalan di Kawasan Pulau Poto menyesuaikan terhadap kebutuhan jaringan jalan pada kawasan, moda transportasi dengan kapasitas besar menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam pembuatan jaringan jalan baik dari segi pola jalan dan lebar ruas jalan. Jaringan jalan ini akan salingterkoneksi untuk dapat memfasilitasi kluster-kluster industri dan juga terkoneksi ke jaringan jalan kolektor. Jaringan jalan kolektor ini juga akan menjadi penghubung antara kawasan Pulau Poto.

Dengan potensi industri halal yang besar, Kawasan Industri di wilayah ini dapat berkontribusi meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Berbagai tantangan dalam pengembangan kawasan industri di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya kawasan BBK. Misalnya, dengan mengusulkan penyesuaian harga gas yang kompetitif, penyediaan pengelolaan limbah, serta percepatan perzinan berusaha sektor industri dan kawasan industri.

Persebaran lokasi lahan pelayanan transportasi khususnya transportasi laut di Pulau Poto terdiri dari 3 pelabuhan dengan fungsi yang berbedadiantaranya Pelabuhan Penumpang, Pelabuhan Minyak, & Pelabuhan Barang.

Berdasarkan hasil pemetaan konektivitas global, KEK Galang Batang terhubung secara langsung terhadap akses pasar dunia melalui Sea Lane of Communication (SLoC) Malacca dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI I) yang menjadi jalur utama logistik dunia. Pelabuhan Singapura (hub Internasioanl) merupakan pelabuhan jarak dekat dengan KEK Galang Batang , yaitu ±125 km.

a.   Klaster 1 – Aneka Industriseluas 445.34 ha, merupakan zona industri.

b.   Klaster 2 – Refineryseluas 50.02 ha, merupakan kegiatan usaha industri hilir minyak dan gas bumi.

c.    Klaster 3 – Hunian/Residential seluas 85.16 ha, merupakan kawasan permukiman karyawan dengan konsep hunian vertikal dan permukiman kelas menengah.

d.   Klaster 4 – Wisata Pantaiseluas 8.51 ha, merupakan zona wisata yang berada diutara pulau poto dengan potensi pantai yang indah.

e.   Klaster 5 – Pelabuhanseluas 9.44 ha Pulau poto memiliki 3 pelabuhan dengan fungsi yang berbeda diantaranya Pelabuhan Penumpang, Pelabuhan Minyak, & Pelabuhan Barang.

f.     Klaster 6 – Utility Areaseluas 6.47 ha, dibuat danau buatan sebagai fasilitas penunjang utilitas.

Persebaran lokasi lahan permukiman di Kawasan KEK Galang Batang Pulau Poto berada pada 2 lokasi utama di Utara yaitu di arah Barat Laut Pulau Poto Utara berupaHunian Vertikal yang  merupakan permukiman kelas menengah ke bawah lengkap dengan fasilitas fasos fasum. Hunian vertikal ini maksimal 5 lantai agar dapatmenampung para pekerja dalam jumlah besar. Permukiman di Pulau Poto juga terdapat Rumah Tapak yang diperuntukan sebagai permukiman kelas menengah atas.

Business Partnership Options Kemitraan adalah memiliki hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. 

Secara sederhananya, model bisnis kemitraan merupakan bisnis dengan banyak pemilik, yang masing-masing telah menanamkan modalnya investasi pada bisnis tersebut. Namun, dalam sistem kemitraan, partisipasi setiap mitra bisa dibatasi sesuai dengan perjanjian.