Perusahaan MRO di luar negeri terus meningkatkan kapasitas dan penyediaan fasilitas. Menurutnya, peluang bisnis MRO didapat dari anggaran pemeliharaan setiap maskapai yang sedikitnya USD1 miliar atau sekitar Rp13,2 triliun per tahun.

Dengan kenaikan jumlah penumpang rata-rata di atas 15 persen per tahun, maka industri MRO nasional harus dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Jika tidak, maka pihak asing yang akan mengambil peluang bisnis tersebut. Seiring bisnis penerbangan yang tumbuh, IAMSA memperkirakan, Indonesia akan membutuhkan 12.000-15.000 tenaga ahli hingga 15 tahun ke depan.

Dengan melihat pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik yang sangat tinggi saat ini, maka Indonesia perlu memiliki Kawasan Industri Penerbangan Terpadu (Aerospace Park) seperti diamanahkan di dalam UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan pasal 370 ayat 3f.

Dukungan yang diharapkan dari pemerintah Menetapkan Kawasan Industri Penerbangan Terpadu (Aerospace Park) sesuai dengan amanah UU No. 1 Tahun 2009. Dengan pertimbangan kedekatan geografis dengan Singapora yang merupakan salah satu pusat logistik dan perwakilan manufaktur / vendor di kawasan Asia Pasifik, maka Kepulauan Riau (Bintan dan Batam) dapat dipertimbangkan untuk menjadi Aerospace park di Indonesia, yang telah ditentukan sebagai Free Trade Zone (FTZ).

Bandara yang dapat digunakan pesawat pribadi ataupun pesawat komersil.

Aksesbilitas jalan dengan perkiraan 35 menit berkendara dari Teluk Lagoi dan 5 menit berkendara ke Kawasan Industri Bintan Inti.

Cocok untuk semua pesawat berbadan lebar dengan landasan pacu 3 km (Fase 1).

Untuk rute domestik dan internasional

Mampu menangani hingga Pesawat A380

Ekspansi serta investasi sektor usaha perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair, and overhaul/MRO). Sebab, hingga saat ini, sekitar 60 persen pesawat yang beroperasi di Indonesia diperbaiki di MRO luar negeri. Ekspansi dan investasi merupakan langkah cerdas, strategis, dan menguntungkan bagi perusahaan yang masuk bidang MRO. Dengan begitu, akan tercipta pasar bagi industri komponen pesawat Indonesia untuk bisa memasok kebutuhan suku cadang. Saat ini pengembangan industri MRO di Indonesia memiliki momen yang tepat lantaran bisnis jasa transportasi udara terus menggeliat, baik itu maskapai domestik maupun asing. Pasar bisnis perawatan pesawat di Indonesia diperhitungkan sangat besar. Salah satu gambarannya adalah sekitar 60 persen pesawat komersial yang beroperasi di Indonesia masih dirawat di luar negeri.

Industry Park dengan luas lahan kawasan bandara 800 hektare (ha) dan kawasan industri 510 ha. Kawasan bandara tersebut nantinya dapat menangani bisnis penerbangan umum, fasilitas MRO, dan pusat logistik.

Business Partnership Options Kemitraan adalah memiliki hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. 

Secara sederhananya, model bisnis kemitraan merupakan bisnis dengan banyak pemilik, yang masing-masing telah menanamkan modalnya investasi pada bisnis tersebut. Namun, dalam sistem kemitraan, partisipasi setiap mitra bisa dibatasi sesuai dengan perjanjian.