Indonesia ID
  • Indonesia ID
  • Indonesia EN
  • Indonesia ID
    • Indonesia ID
    • Indonesia EN
Beranda Profil Bintan
Peluang Investasi
  • Kesiapan Proyek
  • Sektor
  • Lokasi
  • Panduan Investasi
  • Kesiapan Proyek
  • Sektor
  • Lokasi
Peta Investasi Industri Pariwisata Perikanan Pertanian Berita
Peternakan Unggas
  • Profil
  • Lokasi
  • Masterplan
  • Produk
  • Infrastruktur Dasar
  • Infrastruktur Pertanian
  • Infrastruktur Penunjang
  • Fasilitas Lain
  • Video
  • Tenant

Peternakan unggas adalah usaha membudidayakan unggas seperti ayam, kalkun, bebek, dan angsa dengan tujuan untuk mendapatkan daging dan telur, atau juga bulu dan kotoran. Sektor Peternakan Unggas Kabupaten Bintan telah berhasil meningkatkan produksi daging ungags terutama ayam potong dari 1.100,7 ton pada 2016 meningkat menjadi 2.688,6 ton pada 2019 dan menjadi 3.206,4 ton pada tahun 2021. Bahkan Bintan telah berhasil  swasembada daging ayam dan telur ayam. Komoditas daging ayam dan telur ayam asal Bintan telah dijual hingga keluar Kabupaten Bintan.

Kabupaten Bintan telah berhasil meningkatkan produksi daging unggas, terutama ayam potong, dari 1100,7 ton pada 2016 meningkat menjadi 2857,9 ton pada 2019. Bahkan Bintan telah berhasil swasembada daging ayam dan telur ayam. Komoditas daging ayam dan telur ayam asal Bintan telah di jual hingga keluar Kabupaten Bintan, diantaranya ke Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Lingga dan Anambas. 

Disamping itu, guna semakin meningkatkan produksi dan produktivitas sektor perunggasan, sekaligus upaya penyediaan bibit ternak ayam potong, khususnya untuk peternak ayam di Bintan dan peternak ayam potong di Prov di Provinsi Kepri pada umumnya, di Bintan saat ini telah berdiri Perusahaan penetasan telur ayam potong (Hatchery) yakni PT. Indojaya Agrinusa, (Japfa Group) yang berlokasi di Kelurahan Tembeling Kecamatan Teluk Bintan. 

Perusahaan ini mampu menghasilkan bibit ayam dengan kualitas terbaik. Dalam satu bulan, produksinya mencapai 500.000 ekor yang disalurkan ke Bintan dan luar kabupaten Bintan, seperti Tanjungpinang, Batam, Karimun, Natuna, Lingga, Anambas dan Provinsi Riau.

Untuk sektor kesehatan hewan, Kabupaten Bintan merupakan daerah yang bebas banyak penyakit hewan menular strategis dan zoonosis. Diantaranya Bintan bebas Rabies, Anthraks, Flu Babi, Brucellosis dan masih banyak lagi yang lainnya. Khusus untuk rabies, hal ini sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 240 tahun 2015 tentang Pernyataan Provinsi Kepulauan Riau bebas dari Penyakit Anjing Gila (rabies).  Bebasnya Bintan dari banyak penyakit yang berasal dari hewan, ini menjadi modal yang sangat baik guna meningkatkan iklim investasi, terutama investasi dalam sektor pariwisata. Pariwisata yang sehat bukan hanya sehat masyarakatnya saja, tetapi juga sehat secara menyeluruh, baik kesehatan hewan, lingkungan dan kesehatan masyarakat.

 

Lokasi




Infrastruktur Dasar

1.     Jalan

Infrastuktur jalan merupakan lokomotif untuk menggerakan pembangunan ekonomi bukan hanya di perkotaan tetapi juga di wilayah pedesaan. Selain itu, infrastruktur merupakan pilar menentukan kelancaran arus barang, jasa, manusia, uang dan informasi dari satu zona pasar ke zona pasar lainnya. Kawasan pertanian yang ada didaerah Kabupaten Bintan berada pada aksesbilitas jalan yang bisa dilalui angkutan barang. Jalan  dan  jembatan  merupakan  prasarana  yang dibutuhkan dalam proses pembangunan pertanian. Tidak  hanya menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya, atau menghubungkan satu desa dengan desa lainnya atau kota, tetapi yang  lebih  terasa  manfaatnya  adalah  dalam  penyaluran  informasi,  penyaluran  sarana produksi,  penyaluran  hasil  atau  produksi,serta  menjamin  kelancaran  transportasi  dan komunikasi

2.     Listrik

Tujuan utama diupayakannya aliran listrik masuk desa itu agar aktivitas perekonomian masyarakat bisa meningkat, ada banyak kegiatan masyarakat yang bisa dilakukan jika listrik sudah menyala di rumah mereka. Pasokan listrik yang telah masuk pada Kawasan pertanian juga mendukung pengairan daerahpertanian yang masih mengandalkan pompa-pompa air untuk saluran irigasi.

3.     Pelabuhan

Peran pelabuhan terhadap pembangunan ekono- mi semakin besar seiring dengan semakin penting- nya pelabuhan dalam aktivitas logistik, khususnya transportasi intermoda atau multimoda. Pelabuhan-pelabuhan domestik yang ada di Kabupaten Bintan, seperti Pelabuhan roro di Tanjunguban, Pelabuhan Sei Kolak Kijang dan Pelabuhan lainnya menjadi akses untuk pemasaran hasil komoditi pertanian.

Infrastruktur Pertanian

  

      Sumber Air

Air merupakan salah satu produk yang sangat penting dalam produk pangan. Jika air tidak tersedia maka produksi pangan akan terhenti. Ini berarti sumber daya air menjadi faktor kunci untuk berkelanjutan pertanian khususnya pertanian beririgasi. Pertanian berkelanjutan secara sederhana diartikan sebagai upaya memelihara, memperpanjang, meningkatkan dan meneruskan kemampuan produktif dari sumber daya pertanian untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan. Guna mewujudkan pertanian berkelanjutan, sumberdaya pertanian seperti air dan tanah yang tersedia peelu dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasi guna.

Dalam kegiatan budidaya pertanian baik dalam pengembangan pangan, holtikultura, peternakan mauoun perkebunan, ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis. Tanpa adanya dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, maka dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan berjalan dengan tidak optimal. Selain itu yang paling penting adalah manusia sangat membutuhkan air untuk memenuhi segala kebutuhannya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengembangan sumber-sumber air. 


Ketersedian Bibit Ternak

Dalam perkembangannya keberhasilan beternak dipengaruhi beberapa faktor antara lain pemilihan bibit ternak.  Dalam ilmu peternakan dikenal istilah judging yaitu penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Kadang-kadang judging dilakukan untuk melakukan penggolongan ternak berdasarkan kelasnya masing-masing. Ternak untuk bibit sebaiknya dipilih pada waktu masih muda, paling tidak seumur pasca sapih, sehingga masih ada waktu untuk pemeliharaan yang ditujukan sebagai bibit. Seleksi bibit jantan biasanya lebih diutamakan karena jantan mempunyai keturunan lebih banyak daripada ternak betina. Selain sifat-sifat produksi, faktor kesehatan harus diperhatikan, faktor ini erat kaitannya dengan kemampuan reproduksi. Secara umum ternak calon bibit tidak cacat, kaki lurus dan tegak, lincah, dan tidak pernah terserang penyakit yang berbahaya. Pertumbuhan kelamin harus normal, kondisi tubuh tidak terlalu gemuk atau kurus.


Ketersedian Lahan Peternakan

Areal yang dekat dengan sarana atau keperluan produksi sangat menunjang pelaksanaan dalam beternak. Dengan dekatnya lokasi tempat keperluan produksi, berarti akan efisien dalam waktu dan biaya (transportasi). Selain dekat dari tempat sarana atau keperluan produksi, peternakan ayam juga sebaiknya dekat dengan pihak pemasaran. Sebenarnya, hal ini tidak begitu wajib dipenuhi karena ada beberapa pembeli yang sering datang ke peternakan. Namun, lokasi yang tidak jauh dari tempat pemasaran akan memudahkan proses distribusi pemasaran. Air merupakan kebutuhan utama dalam beternak, baik untuk air minum maupun membersihkan kandang. Oleh karena itu, sebaiknya memilih areal yang dekat dengan sumber air. Sumber air ini dapat berupa sumur atau sungai. Sumber air yang digunakan harus bersih dan belum tercemar dengan bahan-bahan kimia berbahaya.


Infrastruktur Penunjang

Rumah Potong Hewan (RPH)

Salah satu peran Rumah Potong Hewan (RPH) dalam Pengendalian Penyakit Hewan dan Zoonosis sangat esensial dan Signifikan, terutama untuk menghindari Pemotongan hewan yang sakit atau diduga sakit sehingga menjamin daging dan hasil ikutannya aman dan layak dikonsumsi. Selain itu, RPH diharapkan mampu mendeteksi adanya penyakit hewan sehingga dapat sesegera memberikan informasi ke pemerintah daerah dan otoritas kesehatan hewan baik di tempat RPH berada dan tempat (daerah) asal hewan sehingga dapat dilaksanakan tindakan aksi yang cepat di tempat asal agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang meluas. Rumah Potong Hewan  adalah unit untuk melaksanakan kegiatan pemotongan hewan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kabupaten Bintan memiliki tiga unit RPH yang saat sudah memiliki sertifikat Halal dari MUI. Tiga RPH yang telah memiliki sertifikat halal itu di antaranya berada di Bintan Utara, Toapaya dan Bintan Timur.


Jalur Pemasaran dan Transportasi

Karena  sifat  angkutan  ternak  lumpiness,  maka  untuk  meningkatkan  efisiensi transportasi  dan  ketersediaan  informasi  pasar,  perlu  dibangun/diaktifkan fasilitas  pasar  hewan  pada  daerah-daerah  sentra  produksi.  Menyediakan  sarana  jalan  yang  baik  dan  fasilitas  RPH  pada  beberapa  sentra produksi ternak sebagai upaya merubah bentuk komoditas yang diperdagangkan.  

Fasilitas Lain

UPT Kesehatan Hewan dan Klinik Hewan Povinsi Kepri

UPT Pelayanan Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner Dan Klinik Hewan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang laboratorium kesehatan hewan, klinik hewan dan laboratorium kesehatan masyarakat veteriner serta informasi veteriner sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Balai Kesehatan Hewan dan Kilinik Hewan sebagai unit pelayanan kesehatan hewan terpadu memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan diagnosa penyakit, pengobatan, penanganan masalah reproduksi dan kesehatan masyarakat veteriner di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, tepatnya berada di Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan.

 

Penyuluh Peternakan

Peranan penyuluh tidak hanya menyampaikan informasi kepada petani- ternak tetapi juga harus mampu menambah, mengubah, dan membangun aspek-aspek pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psychomotoric) petani-ternak sehingga mereka mampu bertani dan berusaha lebih baik serta menguntungkan. Penyuluhan peternakan merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guna memberdayakan peternak menjadi lebih maju. Kegiatan penyuluhan peternakan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan peternak. Penyuluhan dapat dilakukan jika ada perantara dalam melakukan kegiatan tersebut. Penyuluh merupakan seseorang yang berperan dalam menyampaikan materi kepada sasarannya. Seseorang yang berperan sebagai penyuluh sudah harus paham mengenai peran apa saja yang harus dijalankan dalam melakukan penyuluhan. Peran penyuluh dapat berupa sebagai edukator, motivator, fasilitator, dan komunikator.

 

Tenant
BIP
HUBUNGI KAMI
Jl. Wan Seribeni, Bintan Buyu, Kec. Tlk. Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau 29133
+62811-7703-063
bip.ptsp@gmail.com
IKUTI KAMI
Instagram
Youtube
Facebook
Twitter
STATISTIK KUNJUNGAN
Hari ini 94
Kemarin 400
Bulan Ini 4803
Tahun Ini 81034
TOTAL PENGUNJUNG 177420
TAUTAN TERKAIT

© 2022 - 2025 Bintan Investment Platform. All Rights Reserved