Indonesia ID
  • Indonesia ID
  • Indonesia EN
  • Indonesia ID
    • Indonesia ID
    • Indonesia EN
Beranda Profil Bintan
Peluang Investasi
  • Kesiapan Proyek
  • Sektor
  • Lokasi
  • Panduan Investasi
  • Kesiapan Proyek
  • Sektor
  • Lokasi
Peta Investasi Industri Pariwisata Perikanan Pertanian Berita
Peternakan Sapi
  • Profil
  • Lokasi
  • Masterplan
  • Produk
  • Infrastruktur Dasar
  • Infrastruktur Pertanian
  • Infrastruktur Penunjang
  • Fasilitas Lain
  • Video
  • Tenant

Sapi atau Lembu adalah hewan ternak anggota famili Bovidae dan subfamili Bovinae. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingannya seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.

Sektor Peternakan di kabupaten Bintan dalam beberapa tahun terakhir menunjukan peningkatan populasi yang sangat menggembirakan, untuk ternak sapi, jumlah populasi pada tahun 2016 tercatat 725 ekor, jumlah ini meningkat menjadi 978 ekor pada tahun 2019 dan menjadi 1.078 ekor pada tahun 2021. Jumlah peningkatan populasi ternak sapi ini, salah satunya dikarenakan Kabupaten Bintan melalui Kementrian Pertanian telah mencanangkan Program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi indukan Wajib Bunting).

Sektor peternakan di Kabupaten Bintan walaupun bukan menjadi sektor utama dalam program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah daerah, namun merupakan faktor yang sama sekali tidak bisa dipandang sebelah mata karena sektor peternakan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi indeks peningkatan daya beli masyarakat dan perekonomian masyarakat.


Ternak sapi potong merupakan salah satu ternak yang banyak dibudidayakan dan diusahakan petani di Kabupaten Bintan. Ternak tersebut berperan sebagai sumber pendapatan, membuka kesempatan kerja dan sumber protein hewani. Populasi ternak sapi potong yang tinggi menunjukkan salah satu potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah dalam usaha ternak sapi, meningkatkan konsumsi gizi keluarga akan protein hewani bahkan sebagai komoditas agribisnis.

Peluang pengembangan sapi potong cukup besar, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tersedianya sapi bakalan dalam jumlah besar dan mutu yang relatif baik, tersedianya pakan ternak dalam jumlah cukup, tersedianya lahan pangonan, relatif mudahnya akses pemasaran, keterampilan petani yang memadai, sosial budaya yang menunjang dan adanya dukungan baik dari pihak swasta atau pemerintah.

Lokasi



Infrastruktur Dasar

1.     Jalan

Infrastuktur jalan merupakan lokomotif untuk menggerakan pembangunan ekonomi bukan hanya di perkotaan tetapi juga di wilayah pedesaan. Selain itu, infrastruktur merupakan pilar menentukan kelancaran arus barang, jasa, manusia, uang dan informasi dari satu zona pasar ke zona pasar lainnya. Kawasan pertanian yang ada didaerah Kabupaten Bintan berada pada aksesbilitas jalan yang bisa dilalui angkutan barang. Jalan  dan  jembatan  merupakan  prasarana  yang dibutuhkan dalam proses pembangunan pertanian. Tidak  hanya menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya, atau menghubungkan satu desa dengan desa lainnya atau kota, tetapi yang  lebih  terasa  manfaatnya  adalah  dalam  penyaluran  informasi,  penyaluran  sarana produksi,  penyaluran  hasil  atau  produksi,serta  menjamin  kelancaran  transportasi  dan komunikasi

2.     Listrik

Tujuan utama diupayakannya aliran listrik masuk desa itu agar aktivitas perekonomian masyarakat bisa meningkat, ada banyak kegiatan masyarakat yang bisa dilakukan jika listrik sudah menyala di rumah mereka. Pasokan listrik yang telah masuk pada Kawasan pertanian juga mendukung pengairan daerahpertanian yang masih mengandalkan pompa-pompa air untuk saluran irigasi.

3.     Sumber Air

Air merupakan salah satu produk yang sangat penting dalam produk pangan. Jika air tidak tersedia maka produksi pangan akan terhenti. Ini berarti sumber daya air menjadi faktor kunci untuk berkelanjutan pertanian khususnya pertanian beririgasi. Pertanian berkelanjutan secara sederhana diartikan sebagai upaya memelihara, memperpanjang, meningkatkan dan meneruskan kemampuan produktif dari sumber daya pertanian untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan. Guna mewujudkan pertanian berkelanjutan, sumberdaya pertanian seperti air dan tanah yang tersedia peelu dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasi guna.

Dalam kegiatan budidaya pertanian baik dalam pengembangan pangan, holtikultura, peternakan mauoun perkebunan, ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis. Tanpa adanya dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, maka dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan berjalan dengan tidak optimal. Selain itu yang paling penting adalah manusia sangat membutuhkan air untuk memenuhi segala kebutuhannya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengembangan sumber-sumber air. 

4.     Pelabuhan

Peran pelabuhan terhadap pembangunan ekonomi semakin besar seiring dengan semakin penting- nya pelabuhan dalam aktivitas logistik, khususnya transportasi intermoda atau multimoda. Pelabuhan-pelabuhan domestik yang ada di Kabupaten Bintan, seperti Pelabuhan roro di Tanjunguban, Pelabuhan Sei Kolak Kijang dan Pelabuhan lainnya menjadi akses untuk pemasaran hasil komoditi pertanian.

Infrastruktur Pertanian

Rumah Potong Hewan (RPH)

Rumah Potong Hewan  adalah unit untuk melaksanakan kegiatan pemotongan hewan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kabupaten Bintan memiliki tiga unit RPH yang saat sudah memiliki sertifikat Halal dari MUI. Tiga RPH yang telah memiliki sertifikat halal itu di antaranya berada di Bintan Utara, Toapaya dan Bintan Timur.

 

Tersedianya Pakan dan Lahan Pakan

Pakan ternak memiliki peran yang sangat penting (berkontribusi sebesar 70 % dari biaya produksi peternakan) baik yang berasal hijauan makanan ternak maupun pakan jadi/konsentrat. Dengan tingginya permintaan pakan ternak yang berkualitas maka perlu adanya pengembangan teknologi baru dan teknik pengolahan guna menghindari kerusakan lingkungan atau kenaikan harga produk pakan.  Kendati kebutuhan pakan secara kuantitas meningkat, lahan untuk hijauan makanan ternak yang tersedia saat ini semakin berkurang. "Perkembangan ini tidak sejalan dengan luas lahan yang stagnan,". Idealnya 1 hektar lahan produktif diperuntukkan bagi sekitar 15 - 20 ekor sapi. Dengan kondisi seperti itu, perlu segera dilakukan terobosan kebijakan untuk tetap melindungi lahan pakan ternak. Hal ini bisa dilakukan dengan membantu ketersediaan lahan yang dibutuhkan untuk hijauan makanan ternak. Jika dimungkinkan, pemerintah bisa memberikan fasilitasi kerjasama pemanfaatan lahan HGU maupun menetapkannya dalam peraturan yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah bagi penyediaan lahan pakan ternak.

 

Jalur Pemasaran dan Transportasi

Karena  sifat  angkutan  ternak  lumpiness,  maka  untuk  meningkatkan  efisiensi transportasi  dan  ketersediaan  informasi  pasar,  perlu  dibangun/diaktifkan fasilitas  pasar  hewan  pada  daerah-daerah  sentra  produksi.  Menyediakan  sarana  jalan  yang  baik  dan  fasilitas  RPH  pada  beberapa  sentra produksi ternak sebagai upaya merubah bentuk komoditas yang diperdagang- kan  dari  ternak  sapi  ke  daging  sapi.  Permasalahan  selera  masyarakat  yang selama  ini  sebagian  besar  masih  menginginkan  daging  segar  (hot  meat) dibandingkan  daging  beku  (frozen  or  chilled  meat)    kelihatan  hanya  tinggal masalah  waktu  dan  upaya,  karena  selama  ini  pergerakan  ke  arah  itu  terlihat meningkat.  Hal  ini  terlihat  semakin  meningkatkan  jumlah  outlet  daging  sapi pada supermarket.

Infrastruktur Penunjang

Pengembangan Integrasi Ternak dan Tanaman

Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering kita sebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang dilahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian untuk makan ternak. Integrasi hewan,  ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh  hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Integrasi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi  dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.  


Pada dasarnya usaha tani terpadu telah dilakukan oleh para petani kita. Petani dapat memanfaatkan limbah tanamannya (misal jerami) sebagai pakan hewannya sehingga meringankan dalam penyediaan pakan. Disamping itu petani juga dapat menggunakan tenaga sapi/kerbaunya untuk pengolahan lahan pertanian,  ternak sapi/kerbau juga dapat digunakan sebagai investasi (tabungan) yang sewaktu-waktu dapat dijual untuk keperluan yang medesak.

 

Fasilitas Lain

Balai Kesehatan Hewan dan Klinik Hewan Povinsi Kepri

Produktivitas  ternak  sapi  selain dipengaruhi  oleh  ketersediaan  pakan  yang sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya, juga sangat  dipengaruhi  dengan  kesehatan  ternak tersebut. Salah  satu  penyakit  yang  sangat berpengaruh  terhadap  produktivitas  sapi adalah  penyakit  cacing. Penyakit  ini  dapat menurunkan  bobot  badan  dan  menggangu reproduksi  ternak. Balai Kesehatan Hewan dan Kilinik Hewan sebagai unit pelayanan kesehatan hewan terpadu memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan diagnosa penyakit, pengobatan, penanganan masalah reproduksi dan kesehatan masyarakat veteriner di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, tepatnya berada di Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan.

Tenant
BIP
HUBUNGI KAMI
Jl. Wan Seribeni, Bintan Buyu, Kec. Tlk. Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau 29133
+62811-7703-063
bip.ptsp@gmail.com
IKUTI KAMI
Instagram
Youtube
Facebook
Twitter
STATISTIK KUNJUNGAN
Hari ini 94
Kemarin 400
Bulan Ini 4803
Tahun Ini 81034
TOTAL PENGUNJUNG 177420
TAUTAN TERKAIT

© 2022 - 2025 Bintan Investment Platform. All Rights Reserved